PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita.
Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan
menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi
tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa
merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam
kehidupannya, seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa
anak-anak dan masa reproduksi. Namun, munculnya rasa kekhawatiran yang
berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini.
Sebenarnya, sulit atau mudahnya menjalani masa manopouse pada sifatnya
sangat individual. Memang, wanita menopause akan mengalami berbagai
fungsi tubuh yang menurun sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan
dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidak nyamanan inibisa disikapi
secara berbeda pada setiap wanita. Apabila wanita dapat berfikir positif
maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah. Namun
sebaliknya, apabila wanita tersebut berfikir negatif maka
keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan dan menekan hidupnya.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian menopause
Menopause berasal dari kata meno artinya bulan, pause, pausa, pasico
artinya periode atau tanda berhenti. Jadi menopause artinya berhentinya
secara degeneratif menstruasi. Menopause adalah berhentinya menstruasi,
berhentinya ovulasi dengan disertai penurunan fungsi dari organ
reproduksi dan akhirnya bagian-bagian dari tubuh perlahan-lahan
menunjukkan tanda-tanda ketuaan Menopause merupakan periode akhir dari
menstruasi (kira-kira 1 tahun) pada wanita yang berumur 45-60 tahun.
International Menopause Society (IMS), pada tahun 1999, menyampaikan
rekomendasi berdasarkan definisi WHO (1996). Menopause alamiah (natural
menopause) adalah berhentinya menstruasi secara permanen sebagai akibat
hilangnya aktivitas ovarium. Menopause alami ini dikenal bila terjadi
amenorea selama 12 bulan berturut-turut, tanpa ditemukan penyebab
patologi atau fisiologi yang jelas
2.1.2 Pembagian masa menopause
Masa menopause menurut Kartono (1992), dibagi menjadi 2 :
1. Tahap awal
Tahun-tahun di mana saat haid/menstruasi sudah tidak teratur, sering
terganggu atau sudah tidak sama sekali. Namun aparat endokrin seksual
masih terus berfungsi. Periode ini disebut sebagai masa pra klimakteris.
2. Tahap kedua
Menampilkan gejala : berhentinya secara definitif organisme yang
membentuk sel-sel telur, yaitu berhentinya organisme tersebut sebagai
lembaga kehidupan tingkah laku seseorang. Pada periode ini sifatnya
sering lucu dan aneh, janggal dan tidak pada tempatnya. Tingkah laku
tersebut dimaksudkan untuk mengingkari ketuaannya dan ingin mengulangi
kembali pola kebiasaan dimasa muda, menghiasi dirinya dengan pakaian dan
perhiasan yang berlebihan agar kelihatan masih remaja.
2.1.3 Tanda-tanda menopause
menopause ditandai dengan menstruasi tidak lancar dan tidak teratur,
biasanya datang dalam interval waktu lebih lambat atau lebih awal dari
biasanya. Kotoran haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit.
Muncul gangguan-gangguan vasomotorik berupa penyempitan atau pelebaran
pada pembuluh-pembuluh darah. Merasa pusing-pusing saja, disertai sakit
kepala terus menerus. Berkeringat tidak hentinya. Neuralgia atau
gangguan sakit saraf.
2.1.4 Perubahan pada masa menopause
perubahan Psikologis
Aspek psikologis yang terjadi pada lansia atau wanita menopause amat
penting peranan dalam kehidupan sosial lansia terutama dalam menghadapi
masalah-masalah yang berkaitan dengan pensiun; hilangnya jabatan atau
pekerjaan yang sebelumnya sangat menjadi kebanggaan sang lansia
tersebut. Berbicara tentang aspek psikologis lansia dalam pendekatan
eklektik holistik, sebenarnya tidak dapat dipisahkan antara aspek
organ-biologis, psikologis, sosial, budaya dan spiritual dalam kehidupan
lansia.
Beberapa gejala psikologis yang menonjol ketika menopause adalah mudah
tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak sabar, tegang
(tension), cemas dan depresi. Ada juga lansia yang kehilangan harga
diri karena menurunnya daya tarik fisik dan seksual, mereka merasa tidak
dibutuhkan oleh suami dan anak-anak mereka, serta merasa kehilangan
femininitas karena fungsi reproduksi yang hilang.
Macam – macam perubahan psikologis pada masa menopause. perubahan peran dalam kehidupan keluarga
-
Perubahan peran ini menginjak pada saat anak-anak menuju usia dewasa dan
mandiri. Menurut Cumming dan Henry, orang yang lebih tua yang mengalami
pelepasan itu menjadi bahagia dengan kebebasannya yang lebih banyak ,
kewajiban-kewajibannya berkurang terhadap lingkungan sosial dan terhadap
kehidupan bersama.. ibu merasa tidak lagi dibutuhkan
-
Dengan bertambah dewasa dan mandirinya seorang anak, terkadang anak
tidak mengikutsertakan orang tua ke dalam suatu permasalahannya –
permasalahannya. Seorang anak ingin mengatasi berbagai masalahnya sendiri.di sini akan timbul suatu konflik baru, orang tua akan merasa tidak lagi dibutuhkan oleh anak-anak mereka.
-
perubahan hubungan sosial dengan lingkungan
-
Dalam teori disengagement dikatakan bahwa manusia yang menjadi tua dan
terutama yang sudah sangat tua akan mencari bentuk-bentuk isolasi sosial
tertentu dan justru dalam isolasi itu, atau karena isolasi itu menjadi
bahagia dan puas.
-
kehilangan anggota keluarga
Ketika seorang anak menjadi orang dewasa dan pada waktunya mereka harus
menikah,orang tua tentunya akan merasa senang karena kewajibannya telah
selesai dalam mengasuh anak,dan dalam kesenangan itu ada perasaan
kehilangan terhadap salah satu anggota keluarganya. Hal ini dapat
menjadi konflik ketika semua anggota keluarga hidup mandiri dan tidak
menjadi satu dengan orang tuanya.
5. Pertambahan usia
Segera setelah dilahirkan, maka seseorang secara fisiologis menjadi lebih tua
6. Mudah sakit-sakitan
Dengan bertambahnya usia maka jaringan-jaringan dan sel-sel menjadi tua,
debagaian mengalami regenerasi tetapi sebagian lagi akan mati. Dengan
tidak maksimalnya fungsi jaringan dan sel maka kondisi orang yang sudah
lanjut usia akan rentan sekali terhadap penyakit, sehingga mereka akan
mudah sekali sakit.
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala dari menopause yaitu:
a.Ingatan Menurun
Gelaja ini terlihat bahwa sebelum menopause wanita dapat mengingat
dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam
mengingat, bahkan sering lupa pada hal-hal yang sederhana, padahal
sebelumnya secara otomatis langsung ingat.
b.Kecemasan
Banyak ibu-ibu yang mengeluh bahwa setelah menopause dan lansia merasa
menjadi pencemas. Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya
kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah
dikhawatirkan. Misalnya kalau dulu biasa pergi sendirian ke luar kota
sendiri, namun sekarang merasa cemas dan khawatir, hal itu sering juga
diperkuat oleh larangan dari ana-anaknya. Kecemasan pada Ibu-ibu lansia
yang telah menopause umumnya bersifat relatif, artinya ada orang yang
cemas dan dapat tenang kembali, setelah mendapatkan semangat/dukungan
dari ornag di sekitarnya; namun ada juga yang terus-menerus cemas,
meskipun orang-orang disekitarnya telah memberi dukungan. Akan tetapi
banyak juga ibu-ibu yang mengalami menopause namun tidak mengalami
perubahan yang berarti dalam kehidupannya. Menopause rupanya mirip atau
sama juga dengan masa pubertas yang dialami seorang remaja sebagai awal
berfungsinya alat-alat reproduksi, dimana ada remaja yang cemas, ada
yang khawatir namun ada juga yang biasa-biasa sehingga tidak menimbulkan
gejolak.
Adapun simtom-simtom psikologis adanya kecemasan bila ditinjau dari
beberapa aspek, menurut Blackburn and Davidson (1990 :9) adalah sebagai
berikut :
-
•Suasana hatiyaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.
-
•Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir,
sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang
diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
-
•Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari
situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari
kenyataan.
-
•Perilaku gelisahyaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti :
gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif dan agitasi.
-
•Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar, mual, mulut kering.
Gangguan kecemasan dianggap berasal dari suatu mekanisme pertahanann
diri yang dipilih secara alamiah oleh makhluk hidup bila menghadapi
sesuatu yang mengancam dan berbahaya. Kecemasan yang dialami dalam
situasi semacam itu memberi isyarat kepada makhluk hidup agar melakukan
tindakan mempertahankan diri untuk menghindari atau mengurangi bahaya
atau ancaman.
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari
respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Bagaimana juga, bila
kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi, hal
itu dianggap sebagai hambatan dan dikenal sebagai masalah klinis.
c.Mudah Tersinggug
Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih
mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap
tidak menggangu. Ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka
wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung
dalam dirinya. Perasaannya menjadi sangat sensitif terhadap sikap dan
perilaku orang-orang di sekitarnya, terutama jika sikap dan perilaku
tersebut dipersepsikan sebagai menyinggung proses penerimaan yang sedang
terjadi dalam dirinya.
d.Stress
Tidak ada orang yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas,
termasuk para lansia menopause. Ketegangan perasaan atau stress selalu
beredar dalam lingkungan pekerjaan, pergaulan sosial, kehidupan rumah
tangga dan bahkan menyelusup ke dalam tidur. Kalau tidak ditanggulangi
stress dapat menyita energi, mengurangi produktivitas kerja dan
menurunkan kekebalan terhadap penyakit, artinya kalau dibiarkan dapat
menggerogoti tubuh secara diam-diam.
Namun demikian stress tidak hanya memberikan dampak negatif, tapi bisa
juga memberikan dampak positif. Apakah kemudian dampak itu positif atau
negatif, tergantung pada bagaimana individu memandang dan
mengendalikannya. Stress adalah suatu keadaan atau tantangan yang
kapasitasnya diluar kemampuan seseorang oleh karena itu, stress sangat
individual sifatnya.
Respon orang terhadap sumber stress sangat beragam, suatu rentang waktu
bisa tiba-tiba jadi pencetus stress yang temporer. Stress dapat juga
bersifat kronis misalnya konflik keluarga. Reaksi kita terhadap pencetus
stress dapat digolongkan dalam dua kategori psikologis dan fisiologis.
Di tingkat psikologis, respon orang terhadap sumber stress tidak bisa
diramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi kita dapat
menimbulkan beragam reaksi, mulai dari hanya ekspresi marah sampai
akhirnya ke hal-hal lain yang lebih sulit untuk dikendalikan. Di tingkat
psikologis, respon orang terhadap sumber stress ini tergantung pada
beberapa faktor, termasuk keadaan emosi pada saat itu dan sikap orang
itu dalam menanggapi stress tersebut.
e.Depresi
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Eropa
diperkirakan 9% s/d 26% wanita dan 5% s/d 12% pria pernah menderita
penyakit depresi yang gawat di dalam kehidupan mereka. Setiap saat,
diperkirakan bahwa 4,5% s/d 9,3% wanita dan 2,3% s/d 3,2% pria akan
menderita karena gangguan ini. Dengan demikian secara kasar dapat
dikatakan bahwa wanita dua kali lebih besar kemungkinan akan menderita
depresi daripada pria.
Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan
kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk
memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa
tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus
menghadapi masa tuanya.
Depresi dapat menyerang wanita untuk satu kali, kadang-kadang depresi
merupakan respon terhadap perubahan sosial dan fisik yang sering kali
dialami dalam fase kehidupan tertentu, akan tetapi beberapa wanita
mungkin mengembangkan rasa depresi yang dalam yang tidak sesuai atau
proporsional dengan lingkungan pribadi mereka dan mungkin sulit
dihindarkan.
Simton-simton psikologis adanya depresi bila ditinjau dari beberapa
aspek, menurut Marie Blakburn dan Kate Davidson (1990:5) adalah sebagai
berikut :
-
•Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.
-
•Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau
dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
-
•Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi,
menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri,
ketergantungan tinggi pada orang lain.
-
•Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis, mengeluh.
-
•Sintom biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan
bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.
Mungkin masih ada gejala-gejala fisik maupun psikologis lain yang
menyertai menopause. Gejala-gejala tersebut diatas sangat perlu dipahami
supaya tidak terjadi kesalahpahaman dalam memperlakukan para lansia.
Dengan memahami gejala tersebut diharapkan lansia dapat mengerti apa
yang sedang terjadi dalam diri mereka. Selain itu pihak keluarga pun
diharapkan dapat merespon secara tepat sehingga tidak membuat lansia
merasa dikucilkan atau disia-siakan. Mari kita bantu para lansia kita
dengan memahami berbagai gejala fisik maupun psikologis sehingga tahu
bagaimana cara terbaik untuk membantu mereka.
2.1.5 Mengatasi Gangguan Emosional pada Wanita Menopause
Mengatasi gangguan emosional pada wanita MENOPAUSE :
• Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan
masa menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh
setiap wanita
• Hadapi masalah yang ada satu persatu,jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya
• Bagi perempuan yang energinya terpusat untuk anak dan keluarga, apabila ia
memasuki masa Klimakterik dan menjelang Menopause :
Perlu memeriksa kembali apa yang ingin dilakukan dalam hidupnya, selain
menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu.
• Untuk sementara masalah Menopause yang menimbulkan perasaan khawatir
itu di black out. Anda dapat mengembangkan kemampuan otak, untuk waktu
tertentu
tidak memikirkan situasi yang tidak menyenangkan tersebut, dan memusatkan
pikiran pada sesuatu hal yang sangat berbeda dan menyenangkan
• Lakukan “Poison Pen Therapy” atau menulis memo untuk diri sendiri untuk
mengeluarkan semua unek-unek mengenai situasi perubahan fisik dan psikologik
yang menimbulkan kekhawatiran, sikap-sikap orang dilingkungan anda yang
mengesalkan dsb. Anda akan merasa lebih enak dan dapat berpikir lebih
rasional setelah emosi-emosi negatif yang mendasari kekhawatiran bisa
terekspresikan dalam memo itu. (catatan : Memo itu tidak untuk dibaca
orang lain)
• Menyesuaikan sikap. Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa
yang dapat dipelajari saat masa menopause harus dihadapi . Letakkan
stressor tersebut dalam perspektif yang benar, jangan biarkan
pikiran-pikiran negatif menguasai diri dan hindari sikap pesimis.
• Merubah lingkungan agar tidak lagi berada dalam keadaan yang monoton.
Misalnya : merubah susunan perabot dirumah atau dikantor, jalan-jalan
keluar rumah sebentar, makan diluar dalam suasana yang nyaman dsb
• Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil
cantik melalui gaya busana, gaya make up , atau potongan rambut yang
sesuai dengan pribadinya
• Makanlah makanan yang sehat dengan kadar lemak yang rendah, berserat, berkalori dan berkadar kolesterol rendah dll
• Lakukan olah raga yang disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan
tubuh, karena riset membuktikan bahwa berolahraga secara teratur dan
menjaga kebugaran dapat memperpanjang hidup, memberi dampak positif
kepada otak, dan meningkatkan kemampuan mengatasi perasaan khawatir .
• Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak
kegiatan yang positif dan kreatif, seperti ikut aktif dalam kegiatan
keagamaan, mencoba hobi baru atau menggali lagi hoby yang telah lama
ditinggalkan misalnya : belajar masak, membuat kerajinan tangan,
melukis, menulis buku, mendengarkan musik atau main musik, menciptakan
lagu dll. Dengan mengembangkan minat baru dan mempelajari keahlian yang
baru akan memberikan perasaan senang bahwa ia bisa berprestasi.
• Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-tehnik meditasi, yoga dll.
• Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu
konsultasi dengan psikolog atau konsultasi ke dokter sesuai dengan
keluhan yang dialaminya.