Jumat, 05 Juni 2015

Konsumsi Kafein Selama Hamil

     
    Kebisaan minum kopi sudah menjadi tradisi pada sebagian masyarakat kita. Di beberapa daerah di tanah air yang sudah terkenal sebagai penghasil kopi yang memiliki cita rasa yang khas dan nikmat, bahkan kopi sudah menjadi komoditi ekspor yang terkenal di seluruh dunia. Banyaknya kedai atau warung kopi di setiap sudut jalan dan franchaise yang merambah mal, menunjukkan kegemaran masyarakat kita untuk minum kopi.
Seperti kita ketahui bersama, zat yang terkandung dalam minuman kopi itu bernama kafein. Kafein adalah suatu stimulans yang banyak ditemukan dalam makanan, minuman dan beberapa jenis obat. Zat ini ditambahkan pada aneka hidangan untuk menambah selera. Kafein secara alami dihasilkan oleh bermacam-macam tumbuhan, sedangkan sumber utamanya adalah teh, kopi dan biji kola. Kafein merupakan senyawa hasil metabolisme (pemecahan) sekunder golongan alkaloid. Kafein bekerja di dalam tubuh dengan mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf. Peranan utama kafein di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi. Dalam dunia medis, kafein dikenal dengan istilah trimethylxantine.
        Selain dalam minuman kopi (1-1,5 persen), bahan lain yang mengandung kafein yaitu teh (1-4,8 persen), cola (2,7-3,6 persen), coklat, minuman suplemen dan obat-obatan. Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan, dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein yang mendekati nol persen. Cola adalah minuman yang mengandung kafein, pewarna karamel dan pemanis seperti gula atau sirup jagung dengan kadar fruktosa yang tinggi. Coklat berasal dari biji kakao, mengandung kafein dalam jumlah kecil. Pengaruh stimulansnya yang lemah mungkin karena merupakan kombinasi dari kafein, teobromin dan teofilin. Minuman suplemen, yang diiklankan sebagai penambah stamina, energi, dan keperkasaan, saat ini sudah dikenal masyarakat karena pengaruhnya membuat badan menjadi segar. Obat-obatan yang mengandung kafein, sebagian besar adalah obat flu, yang bertujuan menyeimbangkan dorongan rasa kantuk sebagai efek samping kandungan obat lainnya. Selain dari alam, kafein juga diperoleh sebagai hasil tambahan pada proses pengurangan kadar kafein dalam kopi, dan juga dapat dibuat secara semi-sintetik dari teobromin atau secara sintetik dari urea.
       Bersama-sama dengan teobromin dan teofilin, kafein termasuk ke dalam senyawa kimia golongan xanthin. Ketiga senyawa tersebut bekerja sebagai stimulans sistem saraf pusat, stimulans otot jantung, meningkatkan aliran darah melalui pembuluh darah jantung, relaksasi otot polos bronki (tenggorokan), dan sebagai diuretika (meningkatkan produksi air seni). Berbeda dengan yang lain, daya kerja kafein sebagai stimulans sistem saraf pusat sangat menonjol, sehingga umumnya digunakan sebagai stimulans sentral (otak).
Kafein bekerja pada sistem saraf pusat, otot (termasuk otot jantung), dan ginjal. Pengaruh pada sistem saraf pusat menghasilkan peningkatan aktivitas mental dan tetap terjaga (awas). Kafein meningkatkan kinerja dan hasil kerja otot, merangsang pusat pernapasan (membuat nafas menjadi cepat dan dalam). Sebagai diuretika, kafein bekerja dengan meningkatkan aliran darah dalam ginjal dan kecepatan penyaringan organ tersebut, tapi terutama sebagai akibat berkurangnya penyerapan kembali cairan di ginjal.
     Mengkonsumsi kafein menimbulkan efek jangka pendek yang baik bagi tubuh kita, antara lain: perasaan tenang, meningkatkan pemahaman/pemikiran, meningkatkan daya ingat dan meningkatkan kepekaan. Bagi para atlet, kafein juga termasuk sebagai obat doping, jika pada pemeriksaan urin kadarnya lebih dari 12 mcg/ml. Namun, zat ini juga dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan seperti susah tidur, gelisah, jantung berdebar-debar, nafas menjadi cepat, tremor otot (bergetar), sering berkemih dan diare. Kafein juga dapat mengakibatkan ketagihan ringan. Orang yang biasa minum kopi akan menderita sakit kepala pada pagi hari, atau setelah kira-kira 12-16 jam dari waktu mengkonsumsi kopi terakhir.
     Berdasarkan penelitian, diketahui terdapat hubungan antara mengkonsumsi kopi dan serangan jantung. Bagi orang yang minum kopi sehari lebih dari 5 cangkir, risiko terjadinya penyakit ini meningkat 60-120 persen dibandingkan dengan orang yang tidak minum kopi. Stimulasi yang konstan pada sistem saraf dan jantung, mungkin merupakan faktor dalam masalah jantung. Mengkonsumsi kafein menyebabkan peningkatan trigliserida dalam darah yang signifikan, yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner.
Berbahayakah bila kafein dikonsumsi selama kehamilan? Sebenarnya banyak penelitian yang telah dilakukan sehubungan dengan pertanyaan tersebut, khususnya seberapa banyak yang diperbolehkan untuk ibu hamil. Sebagian ahli setuju bahwa sejumlah kecil dari kafein, sepadan dengan 1-2 cangkir (8 ons) kopi dalam sehari, aman selama kehamilan. Keamanan untuk jumlah kafein yang lebih banyak masih diperdebatkan. Penelitian lain menyatakan bahwa konsumsi kafein dalam jumlah banyak (3 atau lebih cangkir kopi dalam sehari) dapat meningkatkan resiko keguguran, persalinan bayi prematur dan bayi berat lahir rendah. Dari penelitian juga dipaparkan bahwa 23,2 persen perempuan yang melahirkan bayi cacat, meminum 8 cangkir kopi atau lebih dalam sehari, dibandingkan dengan hanya 12,9 persen perempuan dengan bayi normal. Lembaga seperti POM di Amerika Serikat, FDA, telah menganjurkan kepada ibu hamil di sana untuk menghentikan konsumsi kafein selama kehamilan. Namun demikian, penelitian lain tidak menemukan bukti yang kuat bahwa kafein menyebabkan masalah ini. Para ahli sepakat bahwa mengkonsumsi kurang dari 300 mg kafein per hari aman untuk kehamilan.
    Beberapa individu lebih sensitif terhadap kafein dibandingkan yang lain. Perempuan saat hamil mungkin lebih sensitif terhadap kafein karena mereka memerlukan waktu lebih lama untuk menghilangkan kafein dari tubuh dibandingkan saat tidak hamil. Selama kehamilan, kafein dapat melewati plasenta dan menjangkau janin. Penelitian menyatakan bahwa kafein mungkin mempengaruhi denyut jantung janin dan pola pernafasan. Meskipun demikian, pengaruh ini diyakini tidak berbahaya.
Yang terpenting, seorang ibu hamil harus selalu memperhatikan apa yang dikonsumsi, apa pengaruhnya bagi janin dan dirinya sendiri. Jangan berlebihan mengkonsumsi apapun, termasuk makanan atau minuman yang mengandung kafein.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar