Kebisaan
minum kopi sudah menjadi tradisi pada sebagian masyarakat kita. Di
beberapa daerah di tanah air yang sudah terkenal sebagai penghasil kopi
yang memiliki cita rasa yang khas dan nikmat, bahkan kopi sudah menjadi
komoditi ekspor yang terkenal di seluruh dunia. Banyaknya kedai atau
warung kopi di setiap sudut jalan dan franchaise yang merambah mal,
menunjukkan kegemaran masyarakat kita untuk minum kopi.
Seperti
kita ketahui bersama, zat yang terkandung dalam minuman kopi itu
bernama kafein. Kafein adalah suatu stimulans yang banyak ditemukan
dalam makanan, minuman dan beberapa jenis obat. Zat ini ditambahkan pada
aneka hidangan untuk menambah selera. Kafein secara alami dihasilkan
oleh bermacam-macam tumbuhan, sedangkan sumber utamanya adalah teh, kopi
dan biji kola. Kafein merupakan senyawa hasil metabolisme (pemecahan)
sekunder golongan alkaloid. Kafein bekerja di dalam tubuh dengan
mengambil alih reseptor adenosin dalam sel saraf. Peranan utama
kafein di dalam tubuh adalah meningkatan kerja psikomotor sehingga tubuh
tetap terjaga dan memberikan efek fisiologis berupa peningkatan energi.
Dalam dunia medis, kafein dikenal dengan istilah trimethylxantine.
Selain dalam minuman kopi (1-1,5 persen), bahan lain yang mengandung kafein yaitu teh (1-4,8 persen), cola (2,7-3,6 persen), coklat, minuman suplemen dan obat-obatan.
Teh merupakan sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan, dengan
kadar lemak, karbohidrat atau protein yang mendekati nol persen. Cola
adalah minuman yang mengandung kafein, pewarna karamel dan pemanis
seperti gula atau sirup jagung dengan kadar fruktosa yang tinggi. Coklat
berasal dari biji kakao, mengandung kafein dalam jumlah kecil. Pengaruh
stimulansnya yang lemah mungkin karena merupakan kombinasi dari kafein,
teobromin dan teofilin. Minuman suplemen, yang diiklankan sebagai
penambah stamina, energi, dan keperkasaan, saat ini sudah dikenal
masyarakat karena pengaruhnya membuat badan menjadi segar. Obat-obatan
yang mengandung kafein, sebagian besar adalah obat flu, yang bertujuan
menyeimbangkan dorongan rasa kantuk sebagai efek samping kandungan obat
lainnya. Selain dari alam, kafein juga diperoleh sebagai hasil tambahan
pada proses pengurangan kadar kafein dalam kopi, dan juga dapat dibuat
secara semi-sintetik dari teobromin atau secara sintetik dari urea.
Bersama-sama dengan teobromin dan teofilin, kafein termasuk ke dalam senyawa kimia golongan xanthin.
Ketiga senyawa tersebut bekerja sebagai stimulans sistem saraf pusat,
stimulans otot jantung, meningkatkan aliran darah melalui pembuluh darah
jantung, relaksasi otot polos bronki (tenggorokan), dan sebagai
diuretika (meningkatkan produksi air seni). Berbeda dengan yang lain,
daya kerja kafein sebagai stimulans sistem saraf pusat sangat menonjol,
sehingga umumnya digunakan sebagai stimulans sentral (otak).
Kafein
bekerja pada sistem saraf pusat, otot (termasuk otot jantung), dan
ginjal. Pengaruh pada sistem saraf pusat menghasilkan peningkatan
aktivitas mental dan tetap terjaga (awas). Kafein meningkatkan kinerja
dan hasil kerja otot, merangsang pusat pernapasan (membuat nafas menjadi
cepat dan dalam). Sebagai diuretika, kafein bekerja dengan meningkatkan
aliran darah dalam ginjal dan kecepatan penyaringan organ tersebut,
tapi terutama sebagai akibat berkurangnya penyerapan kembali cairan di
ginjal.
Mengkonsumsi
kafein menimbulkan efek jangka pendek yang baik bagi tubuh kita, antara
lain: perasaan tenang, meningkatkan pemahaman/pemikiran, meningkatkan
daya ingat dan meningkatkan kepekaan. Bagi para atlet, kafein juga
termasuk sebagai obat doping, jika pada pemeriksaan urin kadarnya lebih
dari 12 mcg/ml. Namun, zat ini juga dapat menimbulkan efek samping yang
tidak diinginkan seperti susah tidur, gelisah, jantung berdebar-debar,
nafas menjadi cepat, tremor otot (bergetar), sering berkemih dan diare.
Kafein juga dapat mengakibatkan ketagihan ringan. Orang yang biasa minum
kopi akan menderita sakit kepala pada pagi hari, atau setelah kira-kira
12-16 jam dari waktu mengkonsumsi kopi terakhir.
Berdasarkan
penelitian, diketahui terdapat hubungan antara mengkonsumsi kopi dan
serangan jantung. Bagi orang yang minum kopi sehari lebih dari 5
cangkir, risiko terjadinya penyakit ini meningkat 60-120 persen
dibandingkan dengan orang yang tidak minum kopi. Stimulasi yang konstan
pada sistem saraf dan jantung, mungkin merupakan faktor dalam masalah
jantung. Mengkonsumsi kafein menyebabkan peningkatan trigliserida dalam
darah yang signifikan, yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung
koroner.
Berbahayakah
bila kafein dikonsumsi selama kehamilan? Sebenarnya banyak penelitian
yang telah dilakukan sehubungan dengan pertanyaan tersebut, khususnya
seberapa banyak yang diperbolehkan untuk ibu hamil. Sebagian ahli setuju
bahwa sejumlah kecil dari kafein, sepadan dengan 1-2 cangkir (8 ons)
kopi dalam sehari, aman selama kehamilan. Keamanan untuk jumlah kafein
yang lebih banyak masih diperdebatkan. Penelitian lain menyatakan bahwa
konsumsi kafein dalam jumlah banyak (3 atau lebih cangkir kopi dalam
sehari) dapat meningkatkan resiko keguguran, persalinan bayi prematur
dan bayi berat lahir rendah. Dari penelitian juga dipaparkan bahwa 23,2
persen perempuan yang melahirkan bayi cacat, meminum 8 cangkir kopi atau
lebih dalam sehari, dibandingkan dengan hanya 12,9 persen perempuan
dengan bayi normal. Lembaga seperti POM di Amerika Serikat, FDA, telah
menganjurkan kepada ibu hamil di sana untuk menghentikan konsumsi kafein
selama kehamilan. Namun demikian, penelitian lain tidak menemukan bukti
yang kuat bahwa kafein menyebabkan masalah ini. Para ahli sepakat bahwa
mengkonsumsi kurang dari 300 mg kafein per hari aman untuk kehamilan.
Beberapa
individu lebih sensitif terhadap kafein dibandingkan yang lain.
Perempuan saat hamil mungkin lebih sensitif terhadap kafein karena
mereka memerlukan waktu lebih lama untuk menghilangkan kafein dari tubuh
dibandingkan saat tidak hamil. Selama kehamilan, kafein dapat melewati
plasenta dan menjangkau janin. Penelitian menyatakan bahwa kafein
mungkin mempengaruhi denyut jantung janin dan pola pernafasan. Meskipun
demikian, pengaruh ini diyakini tidak berbahaya.
Yang
terpenting, seorang ibu hamil harus selalu memperhatikan apa yang
dikonsumsi, apa pengaruhnya bagi janin dan dirinya sendiri. Jangan
berlebihan mengkonsumsi apapun, termasuk makanan atau minuman yang
mengandung kafein.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar